Jadi Dosen di EKI-FEB Unsyiah, bisa jadi ini Candaan yang Diaminkan


Cita-cita saya adalah Dosen. Mau itu dosen di Universitas mana, Sekolah Tinggi apa atau di belahan Bumi mana. Yang jelas, selesai studi S1 di Fakultas Syari'ah UIN Ar-Raniry Banda Aceh, saya langsung lanjut studi Magister di tempat yang sama dengan fokus pada ilmu Ekonomi Islam (EKI). Tujuannya cuma dua, biar nggak rugi umur dan cepat-cepat bisa jadi dosen. Hehe...

Dan Alhamdulillah, tertanggal 12 Januari 2019, saya dinyatakan lulus CPNS sebagai Dosen EKI di Universitas Syiah Kuala (Unsyiah).


Saya sebenarnya pesimis bakal lulus, karena salah satu poin yang dinilai adalah pengalaman kerja alias mengajar. Saya? Pernah sih ngajar, 1 semester. Tapi bukan bidang Ekonomi Islam, melainkan tentang Syariat Islam/hukum Praktis. Ini tak terlepas dari latar pekerjaan saya saat ini, di Satpol PP/WH Kota Banda Aceh. Sedangkan peserta lain punya pengalaman ngajar di atas 2 tahun. Ada yang sudah menulis buku tentang Ekonomi Islam, ada yang praktisi perbank-an Syari'ah, ada pula mereka yang telah mendapat NIDN.

Tapi bener kata orang, lulus tidaknya PNS sangat erat kaitannya dengan Rezeki. Tergantung bagaimana cara kita menjemputnya.

***

Hmhm... kalau boleh jujur, sekitar 4 tahun lalu saya sempat bercanda dengan salah satu Penggagas Jurusan EKI di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unsyiah, Dr. Sabri A. Majid, M. Ec. Beliau menjabat sebagai Ketua Prodi EKI saat itu.

Kami pertama jumpa di Radio Seulaweut 91FM. Hari selasa, sekitaran pukul 17.00 WIB, di Program Talkshow, DINAR (membahas tentang Bisnis dan Ekonomi Islam). Beliau bertindak sebagai Narasumber, dan saya sebagai Host. Yaaaah... seperti yang kalian ketahui, saya salah satu penyiarnya... hehe

Singkat kisah, selepas talkshow, beliau banyak cerita tentang EKI. Salah satu inti yang beliau sampaikan yakni "Ekonomi Islam salah satu ilmu yang sedang dan akan berkembang pesat. Jadi Unsyiah, ingin melahirkan lulusan terbaik yang tidak hanya terpaku pada Ekonomi Umum. Lulusan terbaik di ilmu Ekonomi Islam juga harus dilahirkan Unsyiah." Kurang lebih demikian.

"Berarti saya tak salah pilih jurusan pak, karena saya sedang lanjut kuliah di Ekonomi Islam UIN... hehe." 

"Bagus itu, selesaikan terus dan fokus. Biar jadi pakar Ekonomi Islam..." Sahut beliau.

"Walau gak jadi pakar pak, minimal, siapa tau bisa gabung jadi dosen di EKI Unsyiah...haha..."

Pada dasarnya, saya hanya bercanda. Toh tuk jadi pengajar di Unsyiah, kriterianya tinggi, salah satunya kemampuan Bahasa Asing yang mumpuni. Sedangkan saya? Dari SD sampai saat ini pun kacau balau. Pas ujian rentan Remedial, pernah dapat nilai merah lagi. #haduuh...

Apa candaan itu ikut berkontribusi atas kelulusan saya jadi Dosen PNS di EKI FEB Unsyiah? Bisa jadi iya... Mungkin malaikat mengaminkan.

Saya pribadi hanya menyakini, rezeki-maut-jodoh telah ditetapkan.

4 komentar:

  1. selamat bro, semoga berkah dan amanah jadi Dosen…

    BalasHapus
  2. Masya Allah tabarakallah,sangat menginspirasi ceritanya bang TM, semoga sukses selalu https://www.cutevtia.com/

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tq cien... gmna? Dengar2 tahun ni balek Aceh ni. Udh siap kulnya kan?

      Hapus

Instagram